Kelola Sampah Dan Ciptakan Brand Terpercaya Bersama Waste4Change

Please wait 0 seconds...
Scroll Down and click on Go to Link for destination
Congrats! Link is Generated

Penumpukan sampah sudah lama menjadi tema utama isu lingkungan. Berdasarkan sejumlah penelitian dari berbagai lembaga kajian dan universitas terkemuka di dunia, sampah turut menyumbang kerusakan pada lapisan ozon. Namun ada dampak lain yang juga besar pengaruhnya bagi pelaku usaha -yang notabene kebanyakan merupakan penyumbang sampah-, yaitu berkurangnya minat konsumen pada brand tertentu dan secara nyata berdampak pada aktivitas bisnis, salah satunya di kawasan wisata.

bijak kelola sampah

Berwirausaha di kawasan wisata sangat menjanjikan benefit bagi pelaku usaha, pengelola kawasan wisata, pemerintah setempat, dan juga bagi wisatawan. Selain benefit dari sisi bisnis dan peningkatan pendapatan, juga keuntungan dari nama baik yang digaungkan oleh pengunjung sepulangnya ke tempat asalnya.

Alhasil aktivitas kepariwisataan semakin berkembang dengan hadirnya investor dan sponsor, serta semakin bertambahnya jumlah visitor. Tentu saja ini menjadi kabar baik bagi semua pelaku usaha maupun pegiat kepariwisataan di lokasi tersebut, dan bisa menjadi alasan pindah profesi bila kamu ingin mencoba karir baru di bidang kepariwisataan.

Namun citra baik akan punah cepat atau lambat karena melihat sampah berserakan atau bahkan menumpuk tak terurus. Ini mengindikasikan kawasan wisata tersebut tidak memiliki pengelolaan sampah yang mumpuni.

Baca Juga : Aneka Spot Menarik di Kawasan Wisata Mangrove Bengkulu

Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Kesetiaan Konsumen

data persampahan indonesia 2021
Infografis timbunan sampah dan pengelolaan sampah di Indonesia

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, per tahun 2019 jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 67,8 ton per tahun yang terdiri dari sampah organik (57%), sampah plastik (15%), sampah kertas (11%) dan sampah lainnya (17%). Sementara data dari lembaga independen lainnya menyebutkan di tahun 2018 terdapat 64 juta ton yang berasal dari rumah tangga (48%), pasar tradisional dan kawasan komersil (24% dan 9%) serta sisanya bersumber dari fasilitas umum. Dimana 69% dibuang ke TPA, sementara 7% didaur ulang dan 24% dibuang sembarangan.

Data tersebut dapat menggambarkan bahwa kawasan keramaian dengan aktivitas komersil, bisnis, dan publik menyumbang sampah terbesar dibandingkan rumah tangga, padahal sebagian lagi dari sampah rumah tangga berasal dari aktivitas industri rumah tangga. Fakta lainnya menunjukkan bahwa TPA menjadi sasaran utama pembuangan sampah selain dengan membuang di tempat ilegal, padahal TPA seharusnya merupakan tempat membuang residu yang sukar didaur ulang saja.

Baca Juga : Dampak Negatif Sampah Terhadap Pemanasan Global

Sampah adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu kawasan yang ramai pengunjung identik dengan tumpukan sampah. Apalagi seperti kawasan pariwisata yang di sekitarnya terdapat sentra kuliner, hotel dan penginapan, pusat suvenir, dan taman hiburan.

Namun bila kegiatan wirausaha tetap berlangsung tanpa perhatian serius terhadap proses pengelolaan sampah yang layak, pastinya selain menjadi kabar buruk untuk bisnis, juga berpotensi buruk terhadap keberlangsungan aktivitas komersil di kawasan pariwisata. Apa yang akan wisatawan rekomendasikan dari bisnis kamu selain kalimat skeptis bernada penolakan seperti "oh jangan ke sana", atau "bau banget", hingga "ih jorok" kepada yang lainnya.

Apalagi bila brand dan produk kamu tidak ramah lingkungan, peluang konsumen untuk beralih ke produk lain dan ke destinasi wisata lain yang lebih terjamin kebersihannya sangat besar.

Saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia sudah punya pemahaman lebih baik sehingga rela mengeluarkan biaya lebih besar untuk mendapatkan produk ramah lingkungan. Bahkan rela berwisata dengan harga yang lebih mahal ke destinasi wisata yang lebih menarik dengan sanitasi yang lebih memadai. Hasil riset WWF (World Wildlife Fund for Nature) Indonesia dan Nielsen tahun 2017 menyatakan bahwa sebanyak 63% konsumen di Indonesia bersedia membeli produk ramah lingkungan dengan harga yang lebih tinggi.

Pastinya tidak ada yang mau pergi sehat tapi pulangnya sakit akibat menikmati jajanan khas yang disajikan di tengah ketidakhigienisan lingkungan selama traveling, bukan ?

Lalu apa yang harus dibenahi dan mulai dilakukan ?

Mulai Beralih Ke Wisata Berkelanjutan

Wisata berkelanjutan adalah wisata yang menerapkan konsep lingkungan yang sustainable dan ramah lingkungan. Wisata model ini kini sedang trend, mengingat isu pemanasan global terus melanda dunia yang disebabkan efek gas rumah kaca. Salah satu penyebab utama menumpuknya gas rumah kaca sehingga bumi menjadi panas adalah karena masalah sampah.

Untuk menerapkan tema wisata berkelanjutan yang ramah lingkungan, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :

  • Menentukan spot-spot atau bisa saja keseluruhan spot di sekitar kawasan yang dijadikan target.
  • Menentukan target time line setiap tahap penerapannya, sesuai spot yang ditargetkan. Target pentahapan ini sangat berhubungan dengan kemampuan modal yang dimiliki.
  • Menentukan strategi alternatif memanfaatkan sampah yang masih bermanfaat untuk didaur ulang sehingga volume sampah yang dikirim ke TPA berkurang.
  • Menentukan kebutuhan anggaran yang akan digunakan.
  • Menentukan fasilitas-fasilitas yang diperlukan baik untuk keperluan menampung sampah dari siapa saja di mana saja selama aktivitas pariwisata berlangsung, maupun untuk keperluan pengelolaan sampah jangka panjang.
  • Memetakan calon mitra, karena kamu tidak bisa mengerjakannya sendirian. Kamu bisa berkolaborasi dengan sesama pelaku usaha di area, selain mendorong kerja sama sesama pelaku usaha juga menjalin ikatan emosional dan tanggung jawab bersama terhadap keberlangsungan aktivitas pengelolaan pariwisata.

Menerapkan Pengelolaan Sampah Sesuai Kaidah 3R

pengelolaan sampah terpadu
Alur pengelolaan sampah 3R (ilustrasi : ulastopik.com)

Pengelolaan sampah adalah salah satu hal yang wajib dipertimbangkan ketika menekuni usaha sektor pariwisata. Selama ini pengelolaan sampah di Indonesia berpola linier, yaitu kumpul-angkut-buang dari rumah langsung ke TPS/TPA. Namun pola ini tidak efektif meskipun upaya memperbanyak kantung sampah telah dilakukan. Karena nyatanya sampah semakin lama semakin menggunung seiring pertambahan penduduk dengan beragam aktivitasnya.

Kini pola tersebut harus mulai beralih ke pola sirkular. Pengelolaan sampah yang dimaksud adalah pemilihan sampah yang sesuai kaidah 3R, yaitu re-use, reduce, dan re-cycle. Metode pengelolaan sampah 3R ini yaitu mulai melakukan pemilahan dari basis, dalam hal ini rumah atau tempat usaha kamu.

Pada alur pengelolaan sampah 3R, kamu memilah sampah organik dan sampah anorganik lalu menempatkannya secara terpisah. Sampah organik bisa kamu manfaatkan untuk produk baru, yaitu pupuk. Apalagi wisata lingkungan menjadikan tanaman sebagai salah satu objek daya tarik dan sekaligus juga penghasil oksigen untuk mengurangi gas rumah kaca, maka sampah organik yang dipilah tadi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman.

Sementara sampah anorganik juga dapat dipilah lagi, yaitu sampah yang beracun serta sampah yang masih dapat didaur ulang dan atau dimanfaatkan untuk menghasilkan produk baru. Misalnya sampah plastik yang bisa digunakan untuk handcraft atau souvenir yang nantinya dijual kembali. Sampah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi atau tidak bisa didaur ulang dibawa ke TPA.

Pada dasarnya tujuan pengelola sampah 3R ini selain untuk menambah nilai ekonomi juga untuk mengurangi volume sampah ke TPA.

Selain melakukan pemilihan sampah dari basis (rumah/tempat usaha), kamu juga perlu mempertimbangkan penyediaan tempat pemilahan (TPS3R) serta fasilitas sampah 3R di sejumlah titik pada spot-spot area usaha. Ini sangat berguna bagi pengunjung agar dengan mudah membuang sampah selama visiting sesuai jenis sampahnya.

Mengajak Para Pelaku Usaha Mulai Mengelola Sampah Yang Berkelanjutan

Pengelolaan sampah terpadu yang sustainable dengan kaidah 3R akan lebih baik dilakukan secara bersama dengan seluruh pelaku usaha di kawasan wisata tempat kamu berwirausaha. Pemahaman sustainable sangat berhubungan antara lingkungan, ekonomi, dan sosial dalam jangka panjang. Lingkungan yang berkelanjutan akan membentuk ekosistem yang berkelanjutan, dan secara langsung maupun tidak langsung turut mempengaruhi keberlanjutan interaksi sosial dan perkembangan ekonomi suatu kawasan, seperti yang tersirat dalam UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman yang menjadikan sampah sebagai indikator kumuh.

Karena itu tidak salah bila kamu mensosialisasikan, menghimbau, serta mengajak para pelaku usaha lainnya untuk bersama-sama melakukan pemilihan sampah mulai dari rumah atau tempat usaha. Selain mengurangi menumpuknya sampah di sekitar, mengurangi frekuensi dan volume pembuangan sampah ke TPA, sekaligus membuka potensi penghasilan baru.

Contoh produk lain yang bisa mendukung wisata ramah lingkungan misalnya sedotan dan tote bag non plastik (daur ulang dari sampah jerami atau karung), T-Shirt hasil daur ulang dari material kain, dan masih banyak lagi.

Baca Juga : Cara Unik Pemuda Bengkulu Tawarkan Solusi Atasi Sampah Plastik

Kelola Sampah Dengan Waste4Change

pengelolaan sampah

Menuntaskan masalah sampah memang membutuhkan waktu, tenaga, dan pastinya pengetahuan. Itulah mengapa sangat disarankan untuk bermitra dan berkolaborasi dengan pihak lain. Karena penanganan sampah tidak bisa dilakukan sendiri, meskipun semuanya harus dimulai dari diri sendiri. Bahkan sudah selayaknya penanganan sampah dijadikan salah satu mata pelajaran di sekolah atau di kampus.

Baca Juga: Mengenal Metode Belajar Yang Efektif di Era Global

Di Indonesia, waste management atau manajemen pengelolaan sampah sudah mulai digalakkan. Mengingat timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sudah sedemikian mengkhawatirkan, sementara tempatnya sangat tidak mencukupi lagi maka manajemen sampah dimulai dari pemilahan dan pemilihan dari rumah. Dengan demikian sampah tidak serta merta dibuang begitu saja dari rumah ke TPA, yang notabene sampah hanya berpindah tempat.

Kamu dapat bermitra dengan Waste4Change, sebuah lembaga yang bergerak di bidang Waste Management Indonesia.

Waste4Change yang didirikan oleh Muhamad Bijaksana Numerosano ini merupakan sebuah start up yang membantu melakukan pengelolaan sampah.

Dalam praktiknya, Waste4Change yang memiliki strategi perubahan ekosistem pengelolaan sampah yang bertanggung jawab berlandaskan kolaborasi dan teknologi menuju penerapan ekonomi melingkar (Circular Economy) dan Indonesia Bebas Sampah ini menanamkan nilai-nilai luhur antara lain Integritas, Solutif, Bertanggung Jawab, Kolaboratif, dan Peduli.

Mengapa Waste4Change ?

mitra pengelolaan sampah
Aktivitas pemilihan dan pengangkutan sampah oleh tim Waste4Change

Alasan utama mengapa Waste4Change adalah lembaga yang tepat untuk dijadikan mitra adalah karena lembaga ini memberikan layanan untuk publik berupa :

  • Consult, yaitu menyediakan riset berbasis data dan masukan dari para ahli persampahan dalam untuk mengoptimalkan solusi pengelolaan sampah.
  • Campaign, yaitu memfasilitasi kegiatan sosialisasi dan edukasi bagi para pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan ekosistem demi terwujudnya ekonomi sirkular.
  • Collect, yaitu memfasilitasi klien dengan pengangkutan sampah terpilah, tempat sampah terpilah, dan laporan alur sampah.
  • Create, yaitu memproses sampah yang terkumpul untuk diubah menjadi material daur ulang dengan cara yang bertanggungjawab.

Program dan Layanan Waste4Change

mitra pengelolaan sampah
Jenis Layanan Waste4Change Untuk Perusahaan dan Perorangan

Responsible Waste Management atau RWM, merupakan layanan pengelolaan sampah dari Waste4Change yang menerapakan sistem manajemen sampah yang komprehensive 100% untuk berbagai segmen antara lain perusahaan, gedung, dan pelaku bisnis dalam rangka mengurangi jumlah timbunan sampah yang berakhir di TPA. Berbagai jenis sampah dan kemasan tak terpakai akan dipilah oleh mitra pemilah. Selain meningkatkan kepedulian pegawai tentang isu sampah, program ini juga mendongkrak citra perusahaan akan kepeduliannya terhadap sampah.

Layanan Extended Producer Responsibility Indonesia dari Waste4Chage juga sangat tepat untuk kamu ikuti, karena dengan layanan EPR ini memungkinkan produk-produk berlabel merk usaha kamu didaur ulang. Extended Producer Responsibility ini sendiri merupakan program pengelolaan sampah yang materialnya susah terurai, sehingga untuk menyiasati agar sampahnya tidak menumpuk maka idenya adalah dengan mendaur ulang sampah tersebut.

Program EPR Waste4Change yang dikhususkan untuk segmen perusahaan ini memang dirancang untuk meningkatkan daur ulang materi dari sampah berlabel merek bisnis yang kamu jalani, yang muncul sebagai hasil dari proses produksi yang menghasilkan produk gagal, cacat, atau sampah dari sisa proses produksi, proses distribusi produk yang cacat atau kadaluwarsa,barang retur, bekas, atau rusak, maupun kemasan kosong atau produk yang sudah selesai digunakan konsumen.

Selain layanan untuk korporasi, kamu juga bisa memanfaatkan layanan pengelolaan sampah untuk keperluan pribadi yaitu Personal Waste Management. Layanan ini merupakan program unik yang disediakan Waste4Change untuk pengelolaan sampah individu. Dalam layanan ini petugas angkut dari Waste4Change akan membantu mitranya memilah sampah dan memasukkannya dalam paket sampah terpilah yang selanjutnya akan dipilah ulang oleh Mitra Olah. Hasil pemilahan ini nantinya akan dibawa ke tempat daur ulang dan residunya (sampah tidak bermanfaat) akan dibawa ke TPA. Keunikan pada program ini yaitu kamu akan mendapatkan edukasi, sekaligus memberikan kompensasi kepada mitra angkut Waste4Change, yang mana saling menguntungkan kedua belah pihak.

Pengelolaan Sampah Waste4Change Untuk Perusahaan

pengelolaan sampah terpadu
Aktivitas pengelolaan sampah oleh waste4change untuk didaur ulang

Dalam kampanye untuk mendukung Indonesia Bebas Sampah, Waste4Change memberikan layanan untuk perusahaan yaitu :

  • Waste Collection Service antara lain layanan Responsible Waste Management, Event Waste Management, dan Zero Waste To Landfill.
  • Extended Producer Responsibilities, termasuk didalamnya yang sudah diulas tadi yaitu In-Store Recycling, serta Digital EPR.
  • Solid Waste Management Research
  • Community Development berupa Community-Based Implementation dan 3R School Program.
  • Training berupa program AKABIS (Waste Management Academy) serta Black Soldier Fly Training Center.

Pengelolaan Sampah Waste4Change Untuk Individu

Selain layanan untuk perusahaan, Waste4Change juga menyediakan layanan untuk perorangan yaitu :

  • Personal Waste Management
  • Recycle With Us

Menariknya lagi, Waste4Change bukan hanya melayani pemilahan dan pengangkutan sampah, tetapi juga menyediakan peralatan untuk keperluan pengelolaan sampah di tempat kamu. Antara lain berbagai model kotak sampah bertema 3R yang bisa dirakit sesuai pesanan, alat pengomposan, hingga penyediaan pakan baik untuk pengelolaan sampah berkelanjutan (sebagai organisme penghancur sampah) maupun untuk keperluan ternak. Sangat pas sekali untuk wisata bertema lingkungan semisal kamu menjadikan ternak hias sebagai salah satu objeknya, contohnya ikan hias.

Coba simak video bagaimana waste4change membantu masyarakat memberi solusi #bijakkelolasampah dari sampah sisa produk berlabel brand berikut ini:

Menuju Indonesia Bebas Sampah

Pemerintah telah mengikrarkan Indonesia Zero Waste 2030. Namun sampai kapanpun Indonesia tidak akan pernah benar-benar bebas dari sampah bila tidak dimulai dari diri sendiri, apalagi bila semua beban ditaruh di pundak Indonesia. Karena itu setiap orang mesti punya beban dan tanggung jawab. Setiap orang bisa berinisiatif memulai untuk berbuat bertindak, dan semua orang adalah agen perubahan.

Yuk kembalikan kepercayaan pelanggan ke brand kamu dan juga ke spot-spot wisata terbaik di daerah kamu, dengan bijak kelola sampah bersama Waste4Change.

---------

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021"

Roben Harianja (Bang Oben)

Getting Info...

About the Author

Cuma orang biasa saja. Penyuka musik cadas, penikmat film berkelas.

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.